Rabu, 01 Juli 2009

Makrifat Jawa

Pengenalan Amalan Dzat Menurut Tasawuf Jawa
Ini adalah isi wirid yang menjadi bekal bagi murad/guru serta maksudnya, sebagai pembuka Hidayat yang menjadi petunjuk untuk memahami ilmu makrifat. Berasal dari dalil, hadist, ijma dan qiyas.
Dalil maksudnya penjelasan tentang firman Allah. hadist berisi tentang keteladanan Rasulullah. Ijma adalah kumpulan wejangan para wali. Qiyas adalah penyebaran ajaran para pandhita/ulama.

Kesemuanya ini menjadi pembuka dalam proses penjelasan rahasia ghaib tentang kesejadian hidup, agar hidupnya tentram, lestaru dari awal sampai akhir. Setidak-tidaknya, sebagai hamba apabila sudah sampai ajal yang telah di tentukan mudah-mudahan bahagia dalam kesempurnaan hakikat, mulia keadaanya di alam baka jangan sampai jatuh kedalam alam kesesatan. Adapun yang menjadi intisari ilmu makrifatini bersumber dari hadist sabda kanjeng Nabi Muhammad, yang beliau wejangkan kepada sayyidina Ali. Yakni tentang adanya Dzat sebagaimana tersebut dalam dalil utama, dari firman Tuhan yang maha suci, dibidikkan melalui telinga kiri. Bunyinya sbb: Sesungguhnya tidak ada apa-apa, karena ketika masih awung-awung/kosong belum ada sesuatupun. Yang ada saat itu hanyalah Aku. Tidak ada Tuhan selain Aku, dzat sejati yang maha suci, yang meliputi sifat-ku, menyertai namaku, dan menandai perbuatanku.

Pengertiannya sebagai berikut: Sesungguhnya yang mengatakan bahwa Dzat adalah maha suci itu tiada lain adalah hidup kita sendiri, karena ketitipan rahasia Dzat yang agung. Yang meliputi sifat ini tiada lain adalah rupa kita sendiri, karena ketambahan warna Dzat yang elok. Yang menyertai nama itu tiada lain adalah nama kita sendiri, karena telah diakui sebagai sebutan bagi Dzat yang mahakuasa.

Buktinya bisa dilihat bahwa tingkah laku kita sendiri benar-benar mencerminkan perbuatan Dzat yang sempurna. Bisa dikatakan, Dzat itu mengandung sifat, sifat menyertai nama, nama memberikan tanda bagi perbuatan, dan perbuatan menjadi wahana bagi Dzat. Hubungan antara Dzat dan sifat ini bisa diumpamakan seperti madu dan manisnya. Jelas keduanya tidak bisa dipisahkan. Sifat menyertai nama ini dapat diumpamakan seseorang yang bercermin dengan bayangan dalam cermin tersebut. Tentu, apa saja yang dilakukan seseorang tadi akan diikuti oleh bayanganya.

Jadi sebenarnya, yang di sebut Dzat itu adalah tajjali/ penampakan muhammad. Sedangkan yang bernama muhammad itu adalah wahana cahaya yang meliputi badan. Ia berada dalam hidup kita. Hidup itu sendiri mandiri tanpa ada yang menghidupkan , oleh karena itu ia berkuasa, mendengar, mencium, berbicara dan merasakan rasa. Semua itu berasal dari kodrat Dzat kita sendiri.

Maksudnya, Dzat Tuhan yang maha suci melihat dengan mata kita, mendengar dengan telinga kita, mencium dengan hidung kita, bersabda dengan mulut kita, dan merasakan semua rasa dengan alat perasa kita. Tidak perlu khawatir dalam pikiran karena wahana wahya dyatmiko ada dalam diri kita. Maksudnya, lahir batinya Allah sudah ada dalam hidup kita pribadi. Jika diperibahasakan, lebih tua Dzat manusia dari pada sifat Allah, karena kejadian Dzat itu lebih terdahulu pada zaman azali serta kekal, paling dahulu di kala masih hampa keadaan kita. Sedangkan kejadian sifat itu adalah baru ketika berada di alam dunia.

Akan tetapi keduanya saling tarik-menarik menguatkan. Semua Dzat pasti mengandung sifat dan semua yang bersifat pasti memiliki Dzat. Tentang urutan kejadian Dzat dan sifat ini disebutkan pada dalil kedua, dari firman Tuhan yang maha suci sbb:

Sesungguhnya Aku adalah Dzat yang maha pencipta dan maha kuasa, yang berkuasa menciptakan segala sesuatu,terjadi dalam seketika, sempurna lantaran kodrat-ku. Sebagai pertanda perbuatanku, sebagai kenyataan kehendak-ku. Mula-mula aku menciptakan hayyu bernama syajaratul yakin. Tumbuh dalam alam adam makdum yang azali abadi. Setelah itu cahaya bernama nur muhammad, cermin bernama mir’atul haya’i, nyawa bernama roh idhafi, lampu bernama kandil, permata bernama dharrah, dan dinding jalal bernama hijab yang menjadi penutup hadirat-ku.

Maksudnya sebagai berikut:
1. Syajaratul Yakin
Tumbuh dalam alam hampa yang sunyi senyap azali abadi. Ia adalah pohon kehidupan yang berada dalam ruang hampa dan sunyi senyap selamanya, belum ada sesuatupun. Ia merupakan Hakikat Dzat mutlak yang qadim. Artinya, ia adalah hakikat yang pasti dan paling dahulu, yaitu Dzat atma yang menjadi wahana bagi alam ahadiyat.

2. Nur Muhammad
Artinya cahaya yang terpuji. Dikisahkan dalam hadist, ia seperti burung merak, berada dalam permata putih dan berada pada arah Syaratul Yakin. Itulah hakikat cahaya yang diakui tajalli Dzat, berada dalam nukat ghaib, merupakan sifat atma dan menjadi wahana bagi alam wahdah.

3. Mir’atul Haya’i
Artinya adalah kaca wira’i. Dikisahkan dalam hadist, ia berada di depan Nur Muhammad. Ia adalah hakikat pramana yang diakui rahsa Dzatnya, sebagai nama bagi atma serta menjadi wahana bagi alam wahidiyat.
4. Roh Idhafi

Artinya adalah nyawa yang jernih. Dikisahkan dalam hadist, ia berasal dari Nur Muhammad. Ia adalah Hakikat suksma yang diakui sebagai keadaan Dzat, serta merupakan perbuatan atma. Ia menjadi wahana bagi alam arwah.

5. Kandil
Artinya adalah lampu tanpa api. Dikisahkan dalam hadist, ia berupa permata, cahaya berkilauan, serta bergantung pada alat pengait. Itulah keadaan Nur Muhammad dan tempatnya berkumpul semua ruh. Ia adalah Hakikat angan-angan yang diakui sebagai bayangan Dzat, bingkai bagi atma dan menjadi wahana alam misal.

6. Dharrah
Artinya adalah permata. Dikisahkan dalam hadist, ia memiliki sinar yang beraneka warna, satu tempat dengan para malaikat. Ia menjadi hakikat budi, yang diakui sebagai perhiasan Dzat, pintu nama, dan menjadi wahana alam ajsam.

7. Hijab
Artinya adalah dinding yang agung dan disebut sebagai dinding jalal. Dikisahkan dalam hadist, ia adalah yang timbul dari permata beraneka warna. Pada saat bergerak akan menimbulkan buih, asap, dan air. Ia adalah hakikat jasad, merupakan tempat bagi atma, dan menjadi wahana bagi alam Insan Kamil .
Menurut keterangan dai ijma’ dan qiyas, dinding agung yang berupa buih, asap, dan air tadi dibagi menjadi 3 bagian.

1.Buih,
mengeluarkan tiga hijab yaitu
a. Hijab kisma, menjadi perwujudan jasad luar seperti kulit, daging, dan sebagainya.
b.Hijab Rukmi, menjadi perwujudan jasad dalam, seperti otak, manik, hati, jantung , dan sebagainya.
c.Hijab Retna, menjadi perwujudan jasad yang lembut seperti mani, darah, sumsum, dan sebagainya.
2. Asap
a.Hijab kegelapan, menjadi perwujudan nafas dan yang lainya
b.Hijab guntur, menjadi perwujudan panca indra
c. Hijab api, menjadi perwujudan nafsu.
3. Air
a. Hijab embun air hidup, menjadi perwujudan suksma
b. Hijab nur rasa, menjadi perwujudan rahsa
c. Hijab nur cahaya yang sangat terang, menjadi perwujudan atma.

Semua itu merupakan dinding bagi Dzat yang berada pada insan kamil atau manusia sempurna. Tidak perlu kuatir karena keadaan Arsy, kursi, lauh mahfudz, kalam, timbangan, jembatan shiratal mustaqim, surga, neraka, bumi, langit, dan semua isinya ini sudah termasuk dalam tabir yang diimbasi oleh Dzat kita yang maha agung. Ia terpancar menjadi keelokan sifat kita yang tunggal, menyertai nama kita yang berkuasa, menandai kekuasaan perbuatan kita yang sempurna.

Sesungguhnya Aku menciptakan Adam berasal dari empat unsur yakni tanah, api, amgin dan air. Semuanya menjadi perwujudan sifat-ku, untuk Aku masuki lima macam mudah yaitu nur, rahsa, roh, nafsu, dan budi untuk menjadi penutup wajah-ku yang maha suci.

Maksudnya, mudah itu adalah Dzat hamba, wajah itu adalah Dzat gusti yang bersifat kekal. Dalam suatu hadist. Disebutkan bahwa masuknya mudah kedalam jasad melalui lima macam proses. Bermula dari ubun-ubun, berhenti di otak, turun ke mata, turun ke telinga, turun ke hidung, turun ke ulut, turun kedada, tersebar ke seluruh tubuh, dan akhirnya sempurna menjadi insan kamil.

Inilah kehendak tambahan dari Dzat yang maha suci. Ia menciptakan singgasana Dzat , diatur dalam baitullah menjadi tiga susunan. Semua itu merupakan kenyataan. Segala sesuatu merupakan ciptaan Dzat yang maha agung, maha mulia, maha kekal tanpa ada perubahan. Disebutkan dalam tiga buah firman Tuhan yang maha suci.

1. Ayat pertama tentang susunan singgasana dalam Baitul Makmur.
Sesungguhnya Aku mengatur singgasana dalam baitul makmur, yaitu rumah tempat kesukaanku. Tempat itu berada dalam kepala adam. Dalam kepala itu ada otak, dalam otak itu ada manik, dalam manik itu ada budi, dalam budi ada nafsu, dalam nafsu ada suksma, dalam suksma ada rahsa, dalam rasa ada aku. Tidak ada Tuhan selain aku,dzat yang meliputi semua keadaan.

2. Ayat kedua tentang susunan dalam baitul Muharram.
Sesungguhnya Aku mengatur singgasana berada dalam baitul muharram, yaitu rumah tempat pingitanku. Tempat itu berada di dalam dada adam, didalam dada adam ada hati hati, didalam hati itu ada jantung, didalam jantung itu ada budi, didalam budi itu ada jinem/angan-angan, didalam jinem ada suksma, didalam suksma ada rahsa, didalam rahsa ada Aku, tidak ada Tuhan selain Aku, Dzat yang meliputi semua keadaan.

3.Ayat ketiga tentang susunan singgasana Baitul Muqaddas.
Sesungguhnya Aku mengatur singgasana di dalam baitul muqaddas. Itu adalah rumah, tempat yang Aku sucikan. Berada dalam kontholnya adam. Dalam konthol itu ada pringsilan/buah pelir, diantara pringsilan itu ada nutfah yaitu mani, didalam mani ada itu ada madi, di dalam madi ada wadi, didalam wadi itu ada manikem, dalam manikem ada itu ada rahsa, dalam rahsa itu ada aku, tidak ada Tuhan selainn Aku, Dzat yang meliputi semua keadaan, bertakhta dalam nukat gaib, turun menjadi jauhar awal. Disitulah alam ahadiyat berada /alam wahdah dan alam wahidiyat, alam arwah, alam misal, alam ajsam, dan alam insan kamil, menjadi manusia sempurna yaitu sifatku yang sejati.

Setelah memahami firman Tuhan diatas, maka bijaksanalah dalam hati sebagai perwujudan syukur karena telah menerima anugerah. Anugerah itu adalah pemahaman tentang Dzat Tuhan, yakni menerima sifat sebagai hamba yang telah manunggal dengan Tuhan tanpa batas dalam badan kita.

Penjelasan dari ayat di atas adalah sebagai berikut:
Pertama, tentang unsur-unsur yang terdapat dalam Baitul Makmur, artinya rumah yang makmur.
Kepala adalah bentuk lahir dari Baitul Makmur.
*Otak adalah keadaan kontha, yang dapat menarik terangnya cahaya dan merupakan pembuka bagi pemahaman tentang Dzat.
*Manik adalah keadaan pramana, memperjelas warna, dan menjadi pangkal penglihatan.
*Budi adalah keadaan pranawa, memperjelas kehendak, dan menjadi pangkal dalam berbicara.
*Nafsu adalah keadaan hawa, memperjelas suara, dan menjadi pangkal bagi pendengaran.
*Suksma adalah keadaan nyawa, memperjelas cipta, dan menjadi pangkal penciuman.
*Rahsa adalah keadaan atma, memperjelas kuasa, dan menjadi pangkal bagi perasaan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka para guru yang mengajarkan tentang susunan singgasana dalam baitul makmur ini berpesan agar tidak makan otak dan manik. Bahkan jangan sampai ada keinginan untuk makan kesuanya. Manfaatnya, menurut pengalaman yang sudah-sudah, ilmunya akan diterima.
Kedua, tentang unsur-unsur yang terdapat dalam baitul muharram, artinya rumah tempat bagi hal-hal yang dilarang.
*Dada adalah bentuk lahir keadaan baitul muharram.
*Hati adalah keadaan panca indra,memperjelas nafsu, dan menjadi pangkal munculnya nafas.
*Jantung adalah keadaan panca maya, memperjelas rasa birahi, dan menjadi pangkal timbulnya denyutan.
*Budi adalah keadaan pranawa, memperjelas kehendak, dan menjadi pangkal munculnya pembicaraan.
*Jinem adalah keadaan angan-angan, memperjelas suara, dan menjadi pangkal munculnya pendengaran.
*Suksma adalah keadaan nyawa, memperjelas cipta, dan menjadi pangkal bagi timbulnya penciuman.
*Rahsa adalah keadaan atma, memperjelas kekuasaan, dan menjadi pangkal munculnya perasaan.

Guru yang mengajarkan ilmu tentang susunan singgasana dalam baitul muharram ini juga berpesan agar tidak makan hati dan jantung. Bahkan jangan sampai ada keinginan untuk memakan keduanya.
Manfaatnya, menurut pengalaman yang sudah-sudah, sering di terima ilmunya.
Ketiga, tentang unsur-unsur yang terdapat dalam baitul muqaddas, artinya rumah yang disucikan.
*Konthol adalah bentuk lahir dari baitul muqaddas.
*Buah pelir adalah keadaan purba, diresapi rasa birahi, serta menimbulkan asmaranala yakni tertariknya hati.
*Mani adalah keadaan kontha, diresapi hawa nafsu, serta menimbulkan asmaratura yakni tertariknya penglihatan
*Madi adalah keadaan warna, diresapi oleh kehendak, serta menimbulkan asmaraturida yakni tertariknya pendengaran.
*Wadi adalah keadaan rupa, diresapi daya pemikiran,serta menimbulkan asmaradana yakni tertariknya kesamaan pembicaraan.
*Manikem adalah keadaan suksma, diresapi oleh perasaan, serta menimbulkan asmaratantra, yakni rasa tertarik karena bersinggungan.
*Rahsa adalah keadaan atma, diresapi rasa kuasa, serta menimbulkan asmaragama, yakni kesenangan yang timbul dalam bersenggama.

Guru yang mengajarkan tentang ilmu susunan singgasana dalam baitul muqaddas ini berpesan agar tidak makan daging buah pelir dan semacamnya. Setidaknya jangan sampai mengobral kata mani. Manfaatnya menurut pengalaman yang sudah-sudah, akan diterima ilmunya.
Setelah paham, sebaiknya ia mengamalkan amalan yang dapat memperteguh kekuatan iman, yakni syahadat jati yang dibaca di dalam hati. Bunyi syahadat tersebut adalah:
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Aku. Dan Aku bersaksi bahwa sesungguhnya muhammad itu adalah utusanku.

Setelah memahami makna syahadat jati ini, kemudian mengangkat janji terhadap sanak saudara kita, yaitu semua makhluk yang tersebar di penjuru dunia seperti langit, bumi, matahari, bintang, bulan, api, angin, air dan sebagainya. agar semuanya menjadi saksi bahwa kita telah mengaku menjadi Dzat Tuhan yang maha suci.

Menjadi sifat Allah yang sesungguhnya, menyebut dalam batin sbb:
Aku bersaksi kepada Dzatku sendiri bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Aku. Dan Aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad itu adalah utusan-ku.sesungguhnya yang bernama Allah itu adalah badanku rasul itu adalahrahsaku, muhammad itu adalah cahayaku. Akulah yang senantiasa hidup dan tidak akan pernah mati. Akulah yang selalu ingat dan tidak akan pernah lupa. Akulah yang kekal abadi dan tidak pernah mengalami perubahan dalam keadaan apapun. Akulah yang bijaksana. tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-ku. Akulah yang maha kuasa, berkuasa lagi bijaksana, tidak ada kekurangan dalam pengertian, sempurna terang benderang, tidak dapat diraba, tidak kelihatan, hanya aku yang meliputi alam semesta karena kodrat-ku.

Ajaran Makrifat Menurut WaliSongo

Dalam Wirid Hidayat Jati ajaran makrifat yang di wejangkan ini adalah wejangan yang berasal dari delapan wali tanah jawa. yang sudah di kumpulkan menjadi satu. isi ajaran tersebut bersumber dari intisari firman Allah swt. yang dijelaskan dalam hadist nabi kepada sayyidina ali melalui telinga kiri.
Dzat dan Rumah Tuhan
ajaran pertama tentang adanya dzat dan singgasana Tuhan.Ajaran tersebut terbagi menjadi delapan bagian sbb:

1. Adanya Dzat
Sesungguhnya tidak ada apa-apa karena pada waktu masih dalam keadaan kosong, belum ada sesuatupun. yang ada hanyalah aku. tidak ada tuhan selain aku. aku adalah hakikat dzat yang maha suci yang meliputi sifatku, yang menyertai Nama-ku, dan yang menandai perbuatanku.

2. Kejadian Dzat
Sesungguhnya aku adalah dzat yang maha sempurna, yang berkuasa menciptakan segala sesuatu, terjadi dalam seketika ,sempurna dari kodratku ,sebagai tanda yang nyata bagi perbuatanku pertama yang aku ciptakan adalah sebuah pohon bernama sajaratul yakin. pohon itu tumbuh dalam alam adam makdum(kosong hampa) yang azali dan abadi. setelah itu aku menciptakan cahaya yang bernama nur muhammad, kemudian cermin bernama mir'atul haya'i nyawa yang di sebut roh idhafi pelita yang bernama kandil, permata yang bernama dzarrah, dan jalal (keperkasaan) yang disebut hijab(penutup), yang menjadi sekat penampakan-Ku.

3. Uraian Tentang Dzat
Sebenarnya manusia itu adalah rahsa-Ku dan Aku adalah rahsa manusia, karena aku menciptakan adam dalam empat unsur yaitu : udara, tanah, air, dan api. keempat unsur itu adalah perwujudan sifatku. kemudian aku memasukkan ke dalam tubuh adam lima macam dzarrah, yaitu :nur, rahsa, ruh, nafsu dan budi. yang merupakan dinding yang merupakan dinding penghalang wajah-Ku yang maha suci.

4. Singgasana Baitul Makmur
Sesungguhnya Aku mengatur singgasana dalam Baitul Makmur, yaitu rumah tempat kesukaanku. tempat itu berada dalam kepala adam .dalam kepala ada otak, dalam otak ada manik dalam manik ada budi, dalam budi ada nafsu, dalam nafsu ada suksma, dalam suksma ada rahsa, dalam rahsa ada Aku. tidak ada tuhan selain Aku. Dzat yang meliputi semua keadaan.

5. Singgasana Baitul Muharram
Sesungguhnya aku mengatur singgasana berada dalam baitull muharram, yaitu rumah tempat pinggitanku . tempat itu berada dalam dada adam, didalam dada itu ada hati,dalam hati itu ada jantung, dalam jantung ada budi, didalam budi ada jinem(angan-angan),dalam jinem itu ada suksma, didalam suksma itu ada rahsa,dalam rahsa itu ada Aku, tiada tuhan selain Aku. dzat yang meliputi semua keadaan.

6. Baitul Muqaddas
Sesungguhnya aku mengatur singgasana di dalam baitul muqaddas. tempat yang aku sucikan.itu adalah rumah yang aku sucikan .berada dalam buahnya(penis) adam ,dalam buahnya adam ada pringsilan(buah pelir), diantara buah pringsilan ada nuthfah(mani), dalam mani itu ada madzi, dalam madzi ada wadi, didalam wadi ada manikem, di dalam manikem itu ada rahsa, di dalam rahsa itu ada aku. tiada tuhan selain aku . dzat yang meliputi semua keadaan, bertahta dalam nukat gaib, turun menjadi jauhar awal. di situlah alam ahadiyat berada (alam wahdat dan alam wahidiyat), alam arwah, alam misal, alam ajsam, dan alam insan kamil, menjadi manusia sempurna yaitu sifatku yang sejati.

itulah wejangan wali songo tentang ajaran makrifat. yang pada dasarnya semua sama seperti ajaran para wali lainya hanya bahasa dan cara tarekat atau olah batinya saja yang berbeda.
dalam hal ini penulis tidak dapat menjabarkan secara detail tentang ajaran ini karna belum dapat restu dari sang guru . dan juga tidak bisa membuka lebar karena waktu dan tempat yang kurang berkenan.

Hidup sejati adalah hidup yang telah berhasil
membuka pintu pertemuan dengan sang kekasih.yaitu Allah swt.
yang dalam bahsa tasawuf di sebut makrifat kepada Allah .
makrifat kepada Allah dapat tercapai bila diri kita mampu mengungkap selubung
eksistensi diri kita sendiri.berlatih meninggalkan dunia sebelum meninggal dunia
dan selalu mengaktualkan nama -nama indah dari tuhan itu sendiri kedalam kehidupan
sehari-hari kita..

Penjelasan Tentang Wirid Hidayat Jati

Wejangan ke-1 Ananing Dzat

Sajatine ora ana apa-apa awit duk maksih awang-uwung durung ana sawiji-wiji, kang ana dhingin Ingsun, sajatine kang maha suci anglimputi ing sipatIngsun, anartani ing asmanIngsun, amratandhani ing apngalIngsun.Nasehat ke-1 Adanya Dzat.
(Sesungguhnya tidak ada apa pun ketika masih sunyi hampa belum ada sesuatu, yang paling awal adanya adalah AKU, sesungguhnya yang Maha Suci meliputi sifatKU, menyertai namaKU, menandakan perbuatanKU).
Nasehat di atas menunjukkan kepada kita bahwa pada mulanya alam semesta ini tidak ada, semuanya masih sunyi hampa (awang-uwung), yang paling dahulu ada adalah AKU (Allah). Jadi tidak ada sesuatu pun yang mendahului adanya AKU (Allah), dalam ajaran agama Islam biasa disebut bahwa Allah bersifat Qidam (Dahulu tidak ada yang mendahului), dan AKU (Allah) adalah sumber dari segala sesuatu.

Wejangan ke-2 Wahananing Dzat

sajatine Ingsun dat kang amurba amisesa kang kawasa anitahake sawiji-wiji, dadi sanalika, sampurna saka kodrat Ingsun, ing kono wus kanyatan pratandhaning apngalIngsun kang minangka bebukaning iradatIngsun, kang dhingin Ingsun anitahake kayu aran sajaratulyakin tumuwuh ing sajroning alam ngadammakdum ajali abadi. Nuli cahya aran nur muhammad, nuli kaca aran mirhatulkayai, nuli nyawa aran roh ilapi, nuli damar aran kandil, nuli sesotya aran darah, nuli dhindhing jalal aran kijab. Iku kang minangka warananing kalaratIngsun.Nasehat ke-2 Tempat Dzat.
Sesungguhnya AKU (Allah) adalah dzat yang maha kuasa yang kuasa menciptakan segala sesuatu, jadi seketika, sempurna berasal dari kuasaKU (Allah), di situ telah nyata tanda perbuatanKU yang sebagai pembuka kehendakKU, yang pertama AKU menciptakan Kayu bernama Sajaratulyakin tumbuh di dalam alam yang sejak jaman azali (dahulu) dan kekal adanya. Kemudian Cahya bernama Nur Muhammad, berikutnya Kaca bernama Mir’atulhayai, selanjutnya Nyawa bernama Roh Idhofi, lalu Lentera (damar) bernama ‘Kandil’, lalu Permata (sesotya) bernama Darah, lalu dinding pembatas bernama Hijab. Itu sebagai tempat kekuasaanKU (Allah).
Nasehat di atas menunjukkan pada kita bahwa AKU (Allah) merupakan dzat yang maha kuasa yang kuasa menciptakan segala sesuatu hanya dengan satu sabda saja yaitu KUN, maka seketika jadi (FA YAKUN), semua ciptaannya sempurna sebagai pertanda perbuatan (af’al)KU (Allah).
Pertama diciptakan adalah Pohon (kayu) bernama SajaratulYakin, mungkin yang dimaksudkan adalah sajaratulkaun (pohon kejadian) yang merupakan awal dan asal mula penciptaan.
Kedua diciptakan Cahaya yang diberi nama Nur Muhammad. Menurut beberapa ahli, nur muhammad ini merupakan bibit alam semesta. Nur Muhammad dimaksudkan adalah bukan sebagai cahaya dari muhammad, nabinya orang Islam, melainkan secara bahasa berarti cahaya yang terpuji, sehingga dikatakan semua ciptaan pasti berasal dari nur muhammad ini, mengandung nur muhammad. Hal itu pula yang mengisyaratkan adanya pemahaman bahwa dalam tingkatan tertentu kebenaran hanyalah satu, adanya ajaran-2 yang berbeda setelah mencapai tahap tertentu ternyata sama belaka, karena bersumber dari dari Cahaya yang terpuji, cahaya kebenaran, yaitu Nur Muhammad.

Ketiga Allah menciptakan Kaca bernama Miratulhayai (Cermin Kehidupan atau Cermin Malu), dimana ada sebagian ahli yang mengatakan bahwa setelah diciptakannya Cermin ini, Nur Muhammad akhirnya dapat melihat wujudnya, yang mengakibatkan dirinya bergetar hebat dan berkeringat, dari tetesan keringat inilah makhluk hidup berasal.
Keempat diciptakan Nyawa yang diberi nama Roh Idhofi.
Kelima diciptakan Lentera yang diberi nama Kandil.
Keenam diciptakan Permata diberi nama Darah
Ketujuh diciptakan dinding pembatas antara kehidupan fisik dan non fisik, antara yang kasar dan halus, yang disebut hijab. Hijab ini sendiri dalam keilmuan banyak jenisnya, (insya allah suatu saat akan saya bahas juga).

Wejangan ke-3 Kahananing Dzat

Sajatine manungsa iku rahsanIngsun lan Ingsun iku rahsaning manungsa, karana Ingsun anitahake adam asal saka anasir patang prakara, bumi, geni, angin, banyu. Iku kang dadi kawujudaning sipat Ingsun, ing kono Ingsun panjingi mudah limang prakara, nur, rahsa, roh, napsu, budi. Iya iku minangka warananing wajah Ingsun kang maha suci.Nasehat ke-3 Keadaan Dzat
Sesungguhnya manusia itu rahsaKU dan AKU itu rahsanya manusia, karena AKU menciptakan Adam berasal dari empat perkara, bumi, api, angin, air. Itu sebagai perwujudan sifatKU, di sana AKU tempatkan lima perkara, nur, rahsa, roh, nafsu, budi. Itulah sebagai perwujudan wajahKU yang maha suci.

Nasehat ke-3 menerangkan bahwa manusia diciptakan sebagai ‘rahsa’ (bukan rasa, sebab antara rasa dan rahsa dalam keilmuan jawa berbeda) dari Allah, dan Allah itu sebagai ‘rahsa’ dari manusia. Yang dimaksud adalah bahwa Allah menciptakan manusia menurut gambaranNya atau menurut citraNya, seperti pernah saya kemukakan bahwa pada tubuh manusia tertulis huruf ALLAH, yaitu : (terlihat saat mengangkat kedua tangan, seperti dalam takbiratul ihram, membaca allahu akbar).

alif sebagai garis dari ujung jari tangan kanan turun hingga ke ujung jari kaki kanan,
lam pertama dari ujung jari tangan kanan turun melalui bahu kanan dan naik ke puncak kepala,
lam kedua dari puncak kepala turun melalui bahu kiri dan naik hingga ujung jari tangan kiri,
ha sebagai garis dari ujung jari tangan kiri turun hingga ujung jari kaki kiri.
Dan manusia diciptakan berasal dari empat unsur yang merupakan gambaran sifatNya yaitu bumi, api, angin dan air.

Bumi dalam tubuh kita terwujud pada hal-2 yang bersifat kedagingan, dan dibagi menjadi dua hal yaitu yang merupakan unsur dari bapak berupa tulang, otot, kulit dan otak, dan unsur dari ibu berupa daging, darah, sungsum dan jerohan.
Api dalam tubuh menjadikan empat nafsu yaitu aluamah, amarah, supiyah dan mutmainah.
Aluamah berwatak suka terhadap makanan, sifatnya membangkitkan kekuatan badan
Amarah berwatak suka marah, emosi, sifatnya membangkitkan kekuatan kehendak (bhs jawa : karep)
Supiyah berwatak keinginan, keterpesonaan, keinginan memiliki, bersifat membangkitkan kekuatan pikir berupa akal
Mutmainah berwatak kesucian dan ketenangan, bersifat membangkitkan kekuatan untuk berpantang (bhs jawa : tarakbrata)
Angin dalam tubuh kita terwujud dalam empat hal yaitu napas, tannapas, anapas dan nupus.
Napas merupakan ikatan badan fisik, bertempat di hati suwedhi, yaitu jembatan hati, berpintu di lisan
Tannapas merupakan ikatan hati, bertempat di pusar, berpintu di hidung
Anapas merupakan ikatan roh, berpintu di telinga
Nupus merupakan ikatan rahsa, bertempat di hati puat yang putih yaitu jembatan jantung, berpintu di mata.
Air dalam tubuh menjadikan empat elemen roh yaitu roh hewani, roh nabati, roh rabbani dan roh nurrani.
Roh hewani, menumbuhkan kekuatan badan
Roh nabati menumbuhkan rambut, kuku, dan menghidupkan budi
Roh rabbani menumbuhkan rahsa (dzat hamba)
Roh nurrani menumbuhkan cahaya.
Setelah empat unsur alam terbentuk dalam tubuh manusia, kemudian Allah menempatkan pula lima hal yaitu dzat hamba (jawa : mudah) sebagai gambaran wajahNya yaitu nur, rahsa, roh, nafsu dan budi.
Nur, merupakan terangnya cahya, jika mewakili Dzat Yang Maha Suci dapat menerangi lahir batin
Rahsa, rasa jika mewakili Dzat Yang Maha Suci dapat menumbuhkan daya ketenteraman di lahir batin
Roh, penglihatan roh jika mewakili Dzat Yang Maha Suci menjadikan penguasaan sempurna
Nafsu, kekuatan nafsu jika mewakili Dzat Yang Maha Suci menumbuhkan kekuatan kehendak yang sentosa
Budi, penciptaan budi jika mewakili Dzat Yang Maha Suci menumbuhkan daya cipta yang sentosa.
Oleh karena itulah beberapa orang mengatakan bahwa manusia mempunyai sifat-2 Tuhan dan juga mempunyai kesucian wajah Tuhan.

Wejangan ke-4 Pambukaning tata malige ing dalem betalmakmur

sajatine Ingsun anata malige ana sajroning betalmakmur, iku omah enggoning parameyanIngsun, jumeneng ana sirahing Adam. Kang ana sajroning sirah iku dimak, yaiku utek, kang ana antaraning utek iku manik, sajroning manik iku budi, sajroning budi iku napsu, sajroning napsu iku suksma, sajroning suksma iku rahsa, sajroning rahsa iku Ingsun, ora ana Pangeran anging Ingsn, dat kang nglimputi ing kaanan jati.Nasehat ke-4 Pembukaan tahta dalam baitulmakmur
Sesungguhnya AKU bertahta dalam baitulmakmur, itu rumah tempat pestaKU, berdiri di dalam kepala Adam. Yang pertama dalam kepala itu ‘dimak’ yaitu otak, yang ada di antara otak itu ‘manik’ di dalam ‘manik’ itu budi, di dalam budi itu nafsu, di dalam nafsu itu suksma, di dalam suksma itu rahsa, di dalam rahsa itu AKU, tidak ada Tuhan selain hanya AKU, dzat yang meliputi keberadaan yang sesungguhnya.

Nasehat ini menyatakan bahwa Allah bertahta atau bersinggasana di dalam baitul makmur, yang berada di dalam kepala manusia. Barangkali kalau memakai bahasa orang-2 reiki yang dimaksud dengan baitul makmur adalah cakra mahkota yang ada di puncak kepala. Di dalam kepala manusia terdapat otak. Di antara otak itu sendiri terdapat lapisan-2 sebagai berikut :
Yang pertama ‘manik’
Di dalam manik terdapat budi
Dalam budi terdapat nafsu
Dalam nafsu terdapat suksma
Dalam suksma terdapat rahsa
Dalam rahsa terdapat AKU (Allah)
Dan sesungguhnya tidak ada Tuhan selain hanya AKU (Allah), dzat yang meliputi segalanya.

Wejangan ke-5 Pambuka tata malige ing dalem betalmukarram

sajatine Ingsun anata malige sajroning betalmukarram, iku omah enggoning lalaranganIngsun, jumeneng ana ing dhadhaningg adam. Kang ana sajroning dhadha iku ati, kang ana antaraning ati iku jantung, sajroning jantung iku budi, sajroning budi iku jinem , yaiku angen-angen, sajroning angen-angen iku suksma, sajroning suksma iku rahsa, sajroning rahsa iku Ingsun. Ora ana pangeran anging Ingsun dat kang anglimputi ing kaanan jati.

Nasehat ke-5 Pembuka tahta dalam baitul mukarram
Sesungguhnya AKU bertahta dalam baitulmukarram, itu rumah tempat laranganKU, berdiri di dalam dada adam. Yang ada di dalam dada itu hati, yang ada di antara hati itu jantung, dalam jantung itu budi, dalam budi itu jinem, yaitu angan-2, dalam angan-2 itu suksma, dalam suksma itu rahsa, dalam rahsa itu AKU. Tidak ada Tuhan kecuali hanya AKU dzat yang meliputi keberadaan yang sesungguhnya.

Dalam nasehat ini Allah menyatakan bahwa diriNya bertahta di baitul muharram yang menjadi tempat larangan, berada di dalam dada manusia. Mungkin yang dimaksud adalah cakra jantung. Disebutkan bahwa di dalam dada manusia itu terdapat susunan sebagai berikut :
Pertama hati (kalbu)
Di antara hati terdapat jantung,
Di dalam jantung ada budi
Di dalam budi ada angan-2
Di dalam angan-2 ada suksma
Di dalam suksma ada rahsa
Di dalam rahsa ada AKU
Di atas dikatakan bahwa jantung terdapat di antara hati. Yang dimaksud dengan hati ini bukanlah lever atau hati secara fisik, melainkan hati secara maknawi, karena pada diri manusia ada terdapat lebih dari satu hati, yang menurut keilmuan ada yang namanya hati puat, hati suwedhi, dll.
Kembali di wejangan ke-5 ini ditegaskan bahwa tidak ada Tuhan selain AKU (Allah), dzat yang meliputi keberadaan sesungguhnya (kahanan jati). Mengapa itu perlu ditegaskan, karena untuk menghindari salah pengertian bagi mereka yang telah mendapatkan wejangan ini, jangan sampai karena merasa bahwa AKU (Allah) bertahta di kepala dan di dala manusia, lalu manusia tersebut mengaku dirinya sebagai Tuhan, atau menjadi bagian dari Tuhan. Jika itu yang terjadi, maka manusia tsb telah jauh tersesat.

Wejangan ke-6 Pambuka tata malige ing dalem betalmukadas

sajatine Ingsun anata malige ana sajroning betalmukadas, iku omah enggoning pasucenIngsun, jumeneng ana ing kontholing adam. Kang ana sajroning konthol iku prinsilan, kang ana ing antaraning pringsilan ikku nutpah, yaiku mani, sajroning mani iku madi, sajroning madi iku wadi, sajroning wadi iku manikem, sajroning manikem iku rahsa, sajroning rahsa iku Ingsun. Ora ana pangeran anging Ingsun dat kang anglimputi ing kaanan jati, jumeneng sajroning nukat gaib, tumurun dadi johar awal, ing kono wahananing alam akadiyat, wahdat, wakidiyat, alam arwah, alam misal, alam ajsam, alam insan kamil, dadining manungsa sampurna yaiku sajatining sipatIngsun.
Nasehat ke-6 Pembuka tahta dalam baitulmuqaddas
Sesungguhnya AKU bertahta di dalam baitul muqaddas, itu rumah tempat kesucianKU, berdiri di penis/alat kelamin (konthol) adam. Yang ada di dalam penis itu buah pelir (pringsilan), di antara pelir itu nutfah yaitu mani, di dalam mani itu madi, di dalam madi itu wadi, di dalam wadi itu manikem, di dalam manikem itu rahsa, di dalam rahsa itu AKU. Tidak ada Tuhan kecuali AKU dzat yang meliputi keberadaan sesungguhnya, berdiri di dalam nukat gaib, turun menjadi johar awal, di situ keberadaan alam ahadiyat, wahdat, wahidiyat, alam arwah, alam misal, alam ajsam, alam insan kamil, jadinya manusia sempurna yaitu sejatinya sifatKU.Nasehat ini menyatakan bahwa ALLAH bertahta di baitul muqaddas atau baitul maqdis yang merupakan tempat suciNYA yang berada di alat kelamin manusia yang tersusun atas hal-2 sebagai berikut :
Pertama pelir, yang berisi nutfah atau mani
Madi yang merupakan sari dari mani
Wadi sebagai sari dari madi
Manikem sebagai sari dari wadi
Di dalam manikem ada rahsa
Di dalam rahsa ada AKU.
Di sini disebutkan pula bahwa manusia sempurna adalah sebagai perwujudan sifatNYA dan terbentuk melalui tujuh tahapan alam yang dilaluinya, biasa dikenal dengan istilah martabat pitu atau martabat tujuh yaitu
Pertama alam ahadiyah
Kedua wahdat
Ketiga wahidiyah
Keempat arwah
Kelima misal
Keenam ajsam
Ketujuh insan kamil (manusia sempurna).

Wejangan ke-7 Panetep santosaning iman

Ingsun anekseni satuhune ora ana Pangeran anging Ingsun lan anekseni Ingsun satuhune muhammad iku utusan IngsunNasehat ke-7 Penetapan iman sentosa
AKU menyaksikan bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali hanya AKU dan AKU menyaksikan sesungguhnya muhammad itu adalah utusanKU.
Dalam nasehat ini Allah menyatakan kesaksianNya yang ditujukan kepada makhluk ciptaanNya, bahwa tidak ada tuhan lain kecuali hanya Dia semata, dan muhammad adalah benar-benar rasul atau utusanNya.

Wejangan ke-8 Sasahidan

Ingsun anekseni ing DatIngsun dhewe, satuhune ora ana Pangeran anging Ingsun, lan anekseni Ingsun satuhune muhammad iku utusanIngsun. Iya sejatine kan aran Allah iku badanIngsun, rasul iku rahsaNingsun, muhammad iku cahayaNingsun. Iya Ingsun kang urip tan kena ing pati, iya Ingsun kang eling tan kena ing lali, iya Ingsun kang langgeng ora kena owah gingsir ing kaanan jati, iya Ingsun kang waskitha, ora kasamaran ing sawiji-wiji. Iya Ingsun kang amurba amisesa, kang kawasa wicaksana ora kekurangan ing pakerthi, byar sampurna padhang terawangan, ora karasa apa-apa, ora ana katon apa-apa, amung Ingsun kang anglimputi ing alam kabeh kalawan kodratIngsunNasehat ke-8 Sahadat / kesaksian.

AKU menyaksikan pada DzatKU sendiri, sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali AKU, dan menyaksikan AKU sesungguhnya muhammad itu utusanKU. Sesungguhnya yang bernama Allah itu badanKU, rasul itu rahsaKU, muhammad itu cahayaKU. AKUlah yang hidup tidak bisa mati, AKUlah yang ingat tidak bisa lupa, AKUlah yang kekal tidak bisa berubah dalam keberadaan yang sesungguhnya, AKUlah waskita, tidak ada tersamar pada sesuatu pun. AKUlah yang berkuasa berkehendak, yang kuasa bijaksana tidak kurang dalam tindakan, terang sempurna jelas terlihat, tidak terasa apa pun, tidak kelihatan apa pun, kecuali hanya AKU yang meliputi alam semua dengan kuasa (kodrat)KU.

Nasehat ini merupakan penutup yang berupa sahadat atau penyaksian. Nasehat pertama sampai dengan kedelapan merupakan satu rangkaian yang tidak boleh diputus, sebab jika terputus maka pemahamannya akan berkurang.